Rangkaian Upacara Pernikahan Suku Sunda



Rangkaian Upacara Pernikahan Suku Sunda - Mendengar kata menikah, setiap orang pasti ingin menikah. Menikah dengan orang yang kita cintai dan dirayakan meriah dengan menggunakan upacara adat dimana keluarga kita berasal. Meski jaman sudah begitu modern, tapi upacara adat dalam pernikahan masih terpelihara hingga sekarang. Sebagian orang berpendapat perayaan pernikahan tanpa upacara adat seperti ada yang kurang, begitu juga dengan upacara adat pernikahan bagi orang sunda.
http://albantanipro.blogspot.co.id/2015/12/rangkaian-upacara-pernikahan-suku-sunda.html
Adat istiadat pernikahan orang Sunda di Parahiyangan (Jawa Barat) pada umumnya sama dengan upacara adat lainnya. Namun ada beberapa kekhasan disetiap daerah dalam pelaksanaannya. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dari mulai melamar ke pihak wanita hingga sesudah ijab khobul pun masih ada rangkaian-rangkaian yang harus dilakukan. Dan berikut adalah rangkaian upacara pernikahan orang Sunda.
1.      Melamat atau Meminang
http://albantanipro.blogspot.co.id/2015/12/rangkaian-upacara-pernikahan-suku-sunda.html
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak calon pengantin sebelum pernikahan dilaksanakan. Biasanya, setelah orang tua masing-masing sudah sepakat untuk mengikat janji dalam suatu ikatan pernikahan, maka orang tua dari pihak laki-laki pergi ke rumah calon besan untuk mengatakan maksud dan isi hatinya. Dalam tradisi Sunda disebut neundeun omong atau titip ucap atau menyimpan janji yang di inginkan anak calon besannya tersebut agar menjadi menantunya.
Sebagai tindak lanjut dari rencana awal, beberapa waktu kemudian orang tua laki-laki biasanya mendatangi calon besannya dengan membawa makanan atau bingkisan ala kadarnya untuk menentukan waktu dan hari baik untuk melangsungkan pernikahan. Kunjungan ini biasanya disebut ngalamar (melamar atau meminang).
2.      Seserahan 
http://albantanipro.blogspot.co.id/2015/12/rangkaian-upacara-pernikahan-suku-sunda.html
Tahap selanjutnya, jika waktu dan tanggal pernikahan sudah ditentukan, biasanya diadakan acara Seserahan. Dalam acara ini, pihak laki-laki biasanya membawa berbagai macam barang, pakaian, uang, bahkan perabot rumah tangga beserta ternak yang dimilikinya sebagai bahan pesta pernikahan.
 Mereka datang beramai-ramai dengan membawa barang-barang yang sudah di hiasi sedemikian rupa agar terlihat bagus dan indah. Adapun acara seserahan ini da yang dilakukan seminggu, sehari, bahkan sekarang ini banyak yang melakukannya pada saat atau bersamaan dengan hari pernikahan. Acara seserahan tersebut intinya adalah serah terima calon pengantin dari pihak calon pengantin laki-laki yang diterima oleh calon perempuan dan sebaliknya.
3.      Ngeuyeuk Seureuh
Ada tradisi yang biasanya dilakukan oleh orang sunda, sebelum akad nikah yang dilakukan, yaitu upacara nguyeuk seureuh dan Ngaras (membasuh telapak kali orang tua) serta meminta berkahnya. Namun tidak semua masyarakat melakukannya, karena untuk mengadakan upacara ngeuyeuk seureuh dan ngaras terkadang diperlukan biaya yang cukup besar. Upacara ngeuyeuk seureuh dan ngaras lazimnya diadakan sehari atau dua hari sebelum upacara pernikahan berlangsung yang bertempat di calon mempelai perempuan.
Upacara ngeuyeuk seureuh dan ngaras dilakukan oleh orang tua, nenek-nenek, para pejabat, orang yang sudah dikenal baik serta sudah mengetahui adat, menurut perlambangan orang zaman dahulu yang jumlahnya biasanya kelipatan tujuh orang karena konon jumlah tersebut dianggap baik dan bertuah.
4.      Midadaren
Ada adat kebiasaan yang masih dilakukan oleh calon pengantin perempuan pada malam hari sebelum akad nikah, yaitu peutingan midodareni atau midadaren (malam membidadari). Calon perempuan biasanya setelah ngeuyeuk seureuh dan ngaras serta dimandikan dengan air bekas ngeuyeuk seureuh, pada malam harinya didandani serta duduk dipelaminan untuk menerima tamu undangan. Acara ini biasanya sekalian dengan acara syukuran dengan mengadakan pangaosan (pengajian) atau tablig akbar dengan mengundang ajengan (mubaligh) atau dai kondang.
5.      Akad Nikah
Lazimnya akad nikah dilakukan di mesjid, tapi sekarang banyak juga yang melaksanakan akad nikah di rumah, dengan cara mengundang penghulu untuk menikahkan. Hal yang tidak boleh dilupakan dalam akad nikah tersebut adalah Maskawin. Pada umumnya maskawin berupa uang dan perhiasan. Namun saat ini, banyak pula yang menggunakan seperangkat alat sholat sebagai maskawin.
Usai akad nikah, biasanya dilakukan Sungkeman yaitu memohon maaf dan doa restu kepada orang tua (ayah ibu dan mertua). Pelaksanaannya ada yang sederhana yaitu cukup dengan bersalaman, ada juga dengan upacara adat sungkem yaitu dengan menggunakan lantunan tembang sunda dan kecapi suling. Setelah itu, dilakukan wejangan (nasihat) kepada pengantin.
6.      Upacara Sawer Dan Buka Pintu
http://albantanipro.blogspot.co.id/2015/12/rangkaian-upacara-pernikahan-suku-sunda.html
Upacara nyawer biasanya dilaksanakan di luar ruangan, sedangkan benda-benda untuk panyawer yang diwadahi bokor, terdiri atas beras, irisan kunyit, gulungan sirih, uang, dan permen, yang keseluruhannya memiliki makna tersamar.
Setelah juru sawer melantunkan syairnya, acara dilanjutkan dengan upacara nincak endog (upacara menginjak telur) oleh pengantin laki-laki. Pengantin laki-laki menginjak telur dan elekan di atas papan harus pecah. Setelah telur diinjak, lalu pengantin perempuan membasuk kaki pengantin laki-laki dengan air yang ada dalam kendi. Usai itu, kedua pengantin membakar harupat dan menyiramnya serta memotongkannya agar dapat getas harupateun. Setelah itu, kedua pengantin memecahkan kendi.
Semua benda yang digunakan dalam upacara nyawer dan nincak endog memiliki makna masing-masing. Sebagai intinya benda tersebut memiliki makna agar pasangan pengantin tersebut untuk saling mengingatkan, dan segala keputusan jangan diambil sendiri, tapi harus dipertimbangankan berdua.
Seusai acar sawer dan nincak endog, dilanjutkan dengan ucapara buka pintu, sebelum pengantin laki-laki memasuki rumah, ia harus menunggu dulu pintunya dibuka. Sebagai simbol, pintu tersebut diganti dengan kain gorden sebagai tirai penutup. Biasanya, sebagai wakil dari kedua pengantin, pelantun juga terdiri atas penembangan perempuan dan penembang laki-laki secara berhasutan. Setelah selesai, tirai dibuka dan kedua mempelai bersalaman. Barulah mempelai laki-laki diperbolehkan masuk kedalam rumah.
7.      Upacara Huap Lingkung
http://albantanipro.blogspot.co.id/2015/12/rangkaian-upacara-pernikahan-suku-sunda.html
Di dalam rumah sudah diselesaikan perlengkapan huap lingkung (saling menyuapi secera serentak) yang merupakan akhir dari rentetan upacara adat pernikahan orang Sunda. Acara huap lingkung ini terdiri atas beberapa kepal kecil nasi kuning yang terbuat dari ketan, dua buah gelas air putih untuk minum, dan sebuah bakakak ayam (panggang ayam) untuk diperebutkan serta makanan lainnya yang biasa disebut adep-adep. Biasanya, barang siapa yang mendapatkan begian besar, konon katanya dialah yang memberikan sumbangan terbesar pula dalam kehidupan rumah tangganya.
Acara huap lingkung dimulai dengan saling menyuapi di antara kedua pengantin. Kemudian bergantian oleh ibu dan ayah serta mertua. Setelah saling menyuapi, kemudian saling memberi minum. Terakhir merebutkan bakakak ayam. Dengan demikian, selesai sudah semua rentetan acara adat pernikahan dan dilanjutkan dengan memberikan upacara selamat pada pengantin.
Dan itulah serangkaian upacara adat pernikahan orang sunda. Meskipun banyak yang harus dilakukan, tapi rangkaian ini masih banyak dilaksanakan sampai saat ini diacara-acara pernikahan, khususnya masyarakat Jawa Barat. Semoga materi ini berguna bagi pasangan yang akan melaksanakan upacara adat dalam pernikahnnya.
Sumber : Ragam Pesona Budaya Sunda Karya: Elis Suryani NS

Tags : #Pernikahan Suku Sunda #Pernikahan Sunda #Pernikahan di Jawa Barat #Rangkaian Pernikahan #Upacara Adat Sunda 
Previous
Next Post »